SHUTTERSTOCK
Jangan melihat semua pekerjaan tersebut sebagai satu kumpulan
tugas yang harus diselesaikan, karena hal itu sama sekali tidak mungkin.
Anda memiliki anak buah, namun Anda hampir-hampir tak dapat meminta
pertolongan darinya karena ia sendiri kewalahan dengan tugas-tugasnya.
Anda merasa sakit kepala karena pekerjaan Anda terbengkalai, dan atasan
terus saja me-request berbagai laporan, menyusun program baru, menyiapkan bahan presentasi untuk meeting,
dan lain sebagainya. Anda tidak tahu mana yang harus didahulukan,
sementara semua orang menganggap permintaan mereka penting dan harus
diprioritaskan.
Menjalani begitu banyak tugas yang harus dilakukan
memang membuat kita kewalahan dan stres. Mengapa demikian? Menurut
Sharon Melnick, PhD, pengajar di Harvard Medical School, hal ini
disebabkan bagian otak Anda yang memiliki kapasitas untuk memecahkan
masalah hanya mampu melaksanakan tujuh proses pada waktu yang sama.
Ketika Anda terus memikirkan bahwa Anda memiliki tugas-tugas yang lebih
dari jumlah tersebut untuk dikerjakan, pikiran dan sumber perhatian Anda
akan dialihkan dari bagian otak "pemecah masalah" yang lebih emosional.
Bagian
dari otak ini menempatkan Anda pada posisi waspada, membuat Anda untuk
menghadapi segala sesuatu secara personal, terobsesi terhadap situasi
yang membuat Anda kesal atau marah. Otak menyempitkan kemampuan Anda
untuk memikirkan solusi efektif dan membuat Anda terus memikirkan solusi
yang tidak berjalan dengan baik.
Nah, saat pekerjaan datang bertubi-tubi seperti ini, ini yang dapat Anda lakukan:
1. Jangan melihat semua pekerjaan tersebut sebagai satu kumpulan tugas yang harus diselesaikan, karena hal itu sama sekali tidak mungkin. Bila Anda sedang mengerjakan sebuah project, buat kompartemen, dan bagilah project
tersebut menjadi kelompok-kelompok kecil. Tak perlu stres mengenai
hasil akhirnya; Anda hanya merasa perlu khawatir terhadap hal-hal kecil
yang harus segera Anda hadapi saat ini.
2. Tuliskan segala sesuatu yang "berlarian" di dalam kepala
Anda, sehingga Anda tidak perlu menyimpannya dalam memori jangka
pendek. Dari daftar tugas tersebut, pilih beberapa hal yang Anda anggap
prioritas, lalu atur kembali daftar tersebut menjadi hal-hal yang harus
dikerjakan sekarang, nanti, dan seterusnya. Letakkan catatan pengingat
pada jadwal Anda, sehingga Anda tidak akan melakukan hal-hal yang bukan
prioritas pada hari ini. Ingat, begitu Anda menyelesaikan tujuh
pekerjaan, Anda tak lagi menggunakan otak "pemecah masalah" tadi.
Artinya, Anda tidak lagi bertindak secara emosional dan menempatkan diri
pada kondisi stres.
3. Lakukan aturan "lima menit".
Artinya, jangan menunda melakukan sesuatu yang dapat dikerjakan dalam
lima menit. Misalnya, membalas e-mail yang meminta Anda untuk
mengkonfirmasi kehadiran dalam suatu pertemuan. Anda lebih tahu mana
pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat bukan? Segera
lakukan begitu Anda mengingatnya.
4. Buat jadwal untuk diri Anda.
Kerjakan tugas harian Anda pada waktu tertentu, dan tugas tambahan dari
atasan atau pihak lain yang membutuhkan bantuan Anda, pada saat yang
lain. Pada tahap ini Anda memang harus sedikit tegas pada "pihak-pihak"
lain yang ingin ikut memanfaatkan tenaga Anda, katakan bahwa Anda harus
melakukan tugas utama Anda lebih dulu.
5. Delegasikan tugas bila memang memungkinkan.
Mungkin Anda memiliki anak buah yang belum Anda anggap cukup
berpengalaman, sehingga Anda khawatir ia akan mengacaukan tugas
tersebut. Beri ia kepercayaan untuk melaksanakannya, dan lakukan
evaluasi belakangan mengenai kemampuannya. Ia mungkin memang belum
memahami tugas-tugas tersebut, namun jika Anda terus menunda
mendelegasikan tugas, Anda tak akan pernah terbantu olehnya.
6. Jangan membicarakan pekerjaan saat makan siang,
atau saat Anda sudah tiba di rumah. Biarkan kesibukan yang akan Anda
hadapi esok, menjadi hal yang perlu dipikirkan esok. Nikmati waktu
santai Anda bersama suami atau anak di rumah untuk melepaskan stres
Anda.
7. Hal terakhir yang juga penting, yakinkan diri Anda bahwa Anda akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut satu-persatu. Pikiran yang lapang juga akan membuat Anda dapat menjalankan tugas dengan tenang, dan terkontrol.
(Dari sumbe kompas)