Tak bisa dipungkiri, sebagian besar waktu dalam kehidupan orang dewasa
dihabiskan di tempat kerja. Dalam sehari, kita melewatkan delapan jam,
bahkan lebih, berinteraksi dengan para kolega. Tak heran jika akhirnya
tumbuh benih-benih cinta antara Anda dengan salah satu rekan kerja.
Namun
hati-hati, hubungan asmara dengan teman satu kantor adalah salah satu
hubungan yang paling berisiko. Selain berpotensi menyalahi aturan
kantor, Anda juga akan jadi sasaran empuk para penggosip. Belum lagi
jika hubungan ternyata berakhir di tengah jalan dan Anda tetap harus
bertemu si dia setiap hari di tempat kerja.
Agar terhindar dari
hal-hal di atas, ada baiknya perhatikan beberapa poin berikut ini
sebelum menyatakan cinta pada pria di kubikel sebelah.
1. Ketahui aturan kantor
Beberapa
perusahaan melarang pernikahan sesama karyawannya. Berpacaran mungkin
masih dibolehkan, namun ada baiknya Anda mengecek ulang kebijakan
perusahaan. Ketahui apa sanksi yang akan dikenakan bagi sesama karyawan
yang menjalin hubungan. Jika risikonya adalah dipecat, pikir ulang:
apakah pria ini lebih penting dari pekerjaan Anda?
2. Hanya untuk hubungan serius
Jika
ketertarikan Anda pada rekan kerja hanya sebatas fisik atau nafsu
belaka, lebih baik lupakan saja. Hubungan seperti itu bisa didapat
dengan banyak pria di tempat lain, tak perlu cari di kantor. Sedikit
flirting tak ada salahnya, tapi siapkah Anda menanggung risiko jadi
bahan gunjingan atau menyalahi aturan kantor hanya karena nafsu sesaat?
3. Hindari bermesraan di kantor
Meskipun
teman-teman kerja sudah mengetahui hubungan Anda, bukan berarti Anda
diizinkan bermesraan di kantor. Jika Anda nekat mojok berduaan di ruang
fotokopi dengan si dia, pikir baik-baik risikonya saat ada teman kerja
(atau bos! Atau kamera CCTV) yang menangkap basah.
4. Jangan mengirim pesan pribadi lewat email
Sampaikan
surat cinta dan pesan-pesan mesra Anda lewat SMS, BBM, atau telepon.
Hindari email kantor karena selain bisa terlacak oleh IT, Anda juga
pasti akan malu jika email mesra tersebut tak sengaja terkirim ke rekan
kerja, atasan, atau klien.
5. Beri tahu yang lain atau jangan?
Ini
keputusan yang harus disepakati oleh Anda dan pasangan. Namun untuk
menghindari jadi topik gunjingan, sebaiknya akui saja secara terbuka
bahwa Anda berdua memang berpacaran.
6. Beri tahu atasan
Jika
hubungan sudah mulai serius, beri tahu atasan dan pihak HRD mengenai
hubungan Anda, terutama jika Anda dan pasangan menempati divisi yang
berbeda yang dapat menyebabkan konflik kepentingan.
7. Jangan bawa-bawa masalah pribadi
Dari
jam 9 hingga jam 17.00, Anda dan pasangan adalah rekan kerja. Lupakan
pertengkaran yang terjadi semalam, bersikaplah profesional selama di
kantor. Silakan kembali lanjutkan bertengkar setelah Anda berdua
meninggalkan tempat kerja.
8. Luangkan waktu untuk menjauh dari pasangan
Anda
menghabiskan waktu dengan si dia selama di kantor dan sepulang kantor.
Kemudian kembali berkencan saat akhir pekan. Frekuensi bertemu yang
terlalu tinggi bisa menyebabkan bosan dan memicu timbulnya konflik yang
sebetulnya sepele. Sesekali luangkan waktu di akhir pekan untuk Anda
menyepi atau berkumpul bersama teman-teman tanpa si dia.
9. Siapkan mental jika hubungan harus berakhir
Putus
cinta dengan teman kerja lebih sulit dari putus cinta biasa. Setelah
putus, Anda tetap harus bertemu mantan setiap hari, bahkan bekerja
bersama dengannya dan berinteraksi seperti biasa. Tak ada kesempatan
untuk menjauhkan diri dan mencoba melupakan. Makin sulit lagi jika
kemudian sang mantan punya kekasih baru. Mau tak mau Anda akan mendengar
cerita tentang hubungan asmaranya dari rekan-rekan kerja, atau bahkan
bertemu dengan kekasih barunya saat ia berkunjung ke kantor. Jangan
sampai terpaksa pindah kerja hanya gara-gara seorang pria.